Donderdag 06 Junie 2013

maqammat dan ahwal


Pembahasan
Maqamat dan ahwal

  A.Pengertian Maqamat
        Maqamat adalah jamak dari maqam , yang artinya tempat atau kedudukan (stasions). Sedangkan secara harfiah maqamat berasal dari bahasa arab yang berarti tempat orang berdiri atau pangkal mulia.istilah ini selanjutnya digunakan untuk arti sebagai jalan panjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada dekat dengan allah,dalam bahasa inggris maqamat dikenal dengan istilah stages yang berarti tangga.
 
       Secara terminologis,terdapat beberapa pengertian, Abu Nasr As-Sarraj menyatakan bahwa maqamat adalah kedudukan manusia di hadapan allah yang disebabkan oleh ibadahnya,mujahadat-nya,riyahdhahnya dan pencurahan hatinya kepada allah .menurut Imam Al-Qusyairi bahwa yang dimaksud dengan maqam adalah tahapan adab (etika) seorang hamba dalam wushul kepada allah ,dengan macam upaya ,diwujudkan dengan suatu tujuan percarian dan ukuran tugas .masing masing berada dalam tahapannya sendiri ketika dalam kondisi tersebut ,serta tingkah laku riyadhah menuju kepada allah.
  
      Sebagaimana digambarkan oleh al –Qusyairi bahwa seseorang yang belum sepenuhnya qanaah tidak bisa mencapai tawakkal dan siapa yang belum sepenuhnya tawakkal tidak bisa sampai pada taslim.barang siapa belum taubah tidak bisa sampai pada inabatdan barang siapa belum wara tidak bisa mencapai zuhd ,begitu seterusnya . tahapan kedudukan spiritual ini tidak sebagaimana pemberhentikan kereta api di stasiun,di mana ketika kereka api tersebut melanjutkan perjalanan menuju stasiun berikutnya , berarti ia meninggalkan tingkatan yang lebih rendah .sebab,seseorang beranjak dari tingkatan (maqam) pertama kedudukan berikutnya,ia akan senantiasa menduduki maqam –maqam sebelumnya dan begitu seterusnya.dengan demikian tinggi kedudukan yang dicapainya akan semakin sempurna dan utuh kualitas diri seseorang.                                                                           
    Tentang berapa jumlah tangga atau maqamat yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk sampai menuju Tuhan,di kalangan para sufi tidak sama pendapatnya ,Muhammad al-Kalabazy dalam kitabnya al-Ta’arruf li Mazhab ahl al-tasawwuf.

   Sebagai dikutip harun Nasution misalnya mengatakan bahwa maqamat itu jumlahnya ada sepuluh, yaitu al-taubah,al-zuhud,al-shabr,al-faqr ,al-tawadlu,al-taqwa,al-tawakkal,al-ridla,al-mahabbah dan al-ma’rifah.sementara itu Abu Nasr al-sarraj al-Tasi dalam kitab al-Luma’ menyebutkan jumlah maqamat hanya tujuh ,yaitu al-taubah,al-wara,al-zuhud,al-faqr,al-tawakkal dan al-ridla.

    Dalam pada itu Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’Ulum al-Din mengatakan bahwa maqamat itu ada delapan,yaitu al-taubah,al-shabr,al-zuhud,al-tawakkal,al-mahabbah,al-ma’marifah dan al-ridla.
 
 Kutipan tersebut melihatkan keadaan variasi penyebutan maqamat yang berbeda-beda,namun ada maqamat yang oleh mereka disepakati,yaitu al-taubah ,al-zuhad ,al-wara, al-faqr, al-shabr, al-tawakkal, dan al-ridla. Sedangkan al-tawaddlu,al-mahabbah dan al-ma’rifah oleh mereka tidak disepakati sebagai maqamat ,karena terkadang para ahli tasawuf menyebutnya sebagai maqamat,dan terkadang para ahli menyebutkan sebagai hal dan ittihad (tercapainya kesatuan wujud rohaniah dengan tuhan ).untuk itu dalam uraian ini,maqamat yang akan di jelaskan lebih lanjut adalah maqamat yang disepakati oleh mereka ,yaitu al-taubah ,al zuhud ,al-wara ,al-faqr, al-shabr, al-tawakkal ,dan ridha.penjelasan atas masing – masing istilah tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut .
   

1 .Al - Zuhud
    Secara harfiah zuhud berarti tidak ingin kepada sesuatu yang bersifat keduniawian. sedangkan menurut Harun Nasution zuhud artinya keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian .menurut sufi ,dunia dan semuanya kehidupan materinya adalah sumber kemaksiatan dan penyebab terjadinya perbuatan dosa.karena itu setiap calon sufi harus mengurangi keinginan terhadap dunia (zahid).

    Zuhud termasuk salah satu ajaran agama yang sangat penting dalam rangka mengendalikan diri dari pengaruh kehidupan dunia. Orang yang zuhud lebih mengutamakan atau mengejar kebahagiaan hidup di akhirat yang kekal dan abadi ,dari pada mengejar kehidupan dunia yang fana dan sepintas lalu. Hal ini dapat dipahami dari isyarat ayat
 Surat luqman ayat 33                                                                                                            
   

Sesungguhnya janji allah itu benar,maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia mem- perdayakan kamu,dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mem-taati) allah.


2. Al - Taubah
    Taubah berasal dari bahasa arab taba , yang artinya kembali .sedangkan taubat yang dimaksud oleh ini adalah kalangan sufi yang memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan disertai janji yang sungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan dosa     tersebut ,yang disertai dengan melakukan amal kebaikan dan menjadi syarat utama untuk mendekatkan diri kepada allah.

   Secara garis besarnya para sufi membagi taubat itu kepada tiga tingkatan,yaitu :
1.Taubat dalam arti meninggalkan segala kemaksiatan dan melakukan kebaikan secara    terus menerus.
2.Taubat ialah kembali dari kejahatan kepada ketaatan karena takut kepada kemurkaannya .
3. terus menerus bertaubat walaupun tidak pernah lagi berbuat dosa.       

Surat Ali’imran ayat 135




Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri ,mereka ingat akan allah ,lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka                           
3 .Al –Wara
    Secara harfiah wara artinya saleh ,menjauhkan diri dari perbuatan dosa.kata ini selanjutnya mengandung arti menjauhi hal-hal yang tidak baik.dan dalam pengertian sufi wara adalah meninggalkan segala yang di dalamnya terdapat keraguan antara halal dan haram (syubhat) ,sikap ini sejalan dengan hadis nabi yang berbunyi :
Barang siapa yang dirinya terbatas dari syubhat,maka sesungguhnya ia telah terbebas dari yang haram . (HR. Bukhari)

     Hadis tersebut menunjukkan bahwa syubhat lebih dekat pada yang haram .kaum sufi menyadari benar bahwa setiap makanan,minuman ,pakaian dan sebagainya yang haram dapat memberi pengaruh bagi orang yang yang memakan,meminum atau memakainya.

4. Al – Faqr
   Secara harfiah fakir biasanya diartikan sebagai orang yang berhajat,butuh atau orang miskin .sedangkan dalam padangan sufi fakir adalah tidak meminta lebih dari apa yang telah ada pada diri kita . tidak meminta rezeki kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban -kewajiban. Tidak meminta sungguhpun tak ada pada diri kita,kalau diberi diterima .tidak meminta tetapi tidak menolak .

   Dalam riwayat Abu Hurairah ,Nabi Muhammad saw bersabda yang artinya : “orang –orang miskin akan memasuki surga lima ratus sebelum orang-orang kaya (limaratus tahun itu) sama dengan setengah hari di surga .
 
   Dari banyak pendapat mengenai faqr di atas ,dapat disimpulkan bahwa pada umumnya para sufi memandang faqr sebagai sebuah sikap hidup yang tidak terlalu berlebihan atau memaksakan diri untuk mendapatkan sesuatu .tidak menuntut lebih dari apa yang telah diberikan kepadanya .karena pada dasarnya segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah menjadi milik allah SWT.                                                           
    Kekayaan atau kenikmatan duniawi adalah sesuatu yang dapat memalingkan seseorang dari tuhannya. Untuk dapat menghindarkan diri dari godaan duniawi dibutuhkan kesabaran yang tinggi . oleh karenanya seorang faqr pada dasarnya adalah seorang yang telah mencapai maqam sabr .


5. Al -Shabr
    Secara harfiah ,sabar berarti tabah hati .dengan kata lain sabaran adalah kendaraan bagi orang – orang yang menghendaki kebaikan . sahabat ‘ Ali r.a menyatakan ; “ Allah menyayangi orang yang menggunakan kesabaran sebagai kendaraan.” Artinya jika seseorang menghendaki diperlukan kesabaran sebagi alatnya .menurut Al-Ghazali mengatakan bahwa ketika datang desakan nafsu . sabar juga bermakna ketundukan secara total terhadap kehendak Allah swt.
  
    Ibnu Qayyim menyatakan bahwa ada tiga macam kesabaran . sabar untuk senantiasa taat kepada Allah ; sabar untuk meninggalkan kemaksiatan terhadap Allah ;dan sabar terhadap ujian dari Allah . menurut pendapat Ibnu Qayyim ,sabar untuk taat kepada Allah menempat rengking pertama di atas sabar untuk meninggalkan kemaksiatan . karena menjalankan perintah itu lebih utama dari meninggalkan larangannya ,dan meninggalkan perintahnya itu lebih dibenci dari pada melanggar larangannya.  

Surat al – Ahqaf 35:


Maka bersabarlah kamu seperti orang –orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul –rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka .


6. Al –Tawakkal
    tawakkal berasal dari kata at- tawwakkul yang dibentuk dari kata wakala yang berarti menyerahakan ,mempercayakan atau mewakili urusan kepada orang lain. Tawakkal mempunyai arti menyerahkan segala perkara,ikhiar dan urusan yang dilakukan kepada Allah swt serta berserah diri sepenuhnya kepada-nya untuk mendapatkan manfaat atau menolak yang mudarat. Menurut Sahl bin Abdullah menggambarkan seorang yang tawakkal di hadapan allah adalah seperti orang mati di hadapan orang yang memandikan,yang dapat membalikkannya kemanapun ia mau.

    Seseorang yang ada pada maqam tawakkal akan merasakan ketenangan dan ketentram. Ia senantiasa merasa mantap dan optimis dalam bertindak .di samping itu juga akan mendapatkan kekuatan spiritual ,serta keperkasaan yang bersifat material.

   Hal lain yang dirasakan oleh orang yang tawakkal adalah kerelaan yang penuh atas segala yang diterimanya .dan selanjutanya ia akan senantiasa memiliki harapan atas segala yang dikehendaki dan dicita –citakannya.

At – Thalaq ayat 3 :


“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”   


7.  Al –Ridha 
     Secara harfiah ridha artinya rela ,suka, senang .menurut harun nasution mengatakan ridla berarti tidak berusaha, tidak menantang kada dan kadar tuhan. Menerima kada dan kadar dengan hati senang.mengeluarkan  perasaan benci dari hati sehingga yang tinggal di-dalamnya hanya perasaan senang dan gembira. merasa senang menerima malapetaka sebagaimana merasa senang menerima nikmat.tidak memintak surga dari allah dan tidak meminta surga dari allah dan tidak meminta dijauhkan dari neraka,tidak berusaha sebelum turunnya kada dan kadar ,tidak merasa pahit dan sakit sesudah turunnya kada dan kadar ,malahan peraan cinta bergelora di waktu turunnya bala , (cobaan yang berat ).

   Dari uraian diatas dapat  diambil kesimpulan ,bahwa ridla adalah kondisi kejiwaan atau sikap mental yang senantiasa menerima dengan lapang dada atas segala karunia yang diberikan atau bala yang ditimpakan kepadanya .ia akan senantiasa merasa senang dalam setiap situasi yang meliputinya .sikap mental semacam ini adalah merupakn maqam tertinggi yang di capai oleh seorang sufi .


2. Ahwal
   
     Ahwal adalah jamak dari hal yang berarti keadaan atau situasi kejiwaan (state). Secara terminologi ahwal berarti keadaan spiritual yang menguasai hati.Hal masuk dalam hati seseorang sebagai anugrah yang diberikan oleh allah . hal datang dan pergi secara tiba –tiba dan tidak disengaja.


     Maka sebagaimana dikatakan al-Qusyairi ,bahwa pada dasarnya maqam adalah upaya (makasib) sedangkan hal ad Maka sebaga alah karunia (mawahib) sehinggah kadang hal datang dan pergi dari seseorang dalam waktu yang cukup lama dan kadang datang hanya sekejab .hanya saja hal tidak datang dengan tanpa kesadaran namun kedatangan hal bahkan harus menjadi kepribadian seseorang .munurut al-Qusyairi ,hal mengandung keadaan –keadaan tertentu yang tidak tetap ,jika keadaan ini menjadi tetap maka akan naik menuju keadaan lain yang lebih halus dan begitu seterusnya.
  
 
    Terlepas dari semua pengertian dan karakteristik dari hal ,banyak kalangan yang menyatakan bahwa jika dipahami lebih dalam ,pada dasarnya hal tidak lebih merupakan bagian dari manifestasi tercapainya maqam sesuai dengan usaha spiritual yang sungguh –sungguh dengan amalan –amalan yang baik dan dengan penuh kepasrahan kepada Allah .sebab meskipun hal merupakan kondisi yang bersifat karunia (mawahib) namun seseorang yang ingin memperoleh tetap harus melalui upaya dengan memperbanyak amal baik atau ibadah .bahkan lebih jauh lagi dapat dikatakan bahwa pada dasarnya ahwal dan maqamat adalah satu kesatuan .adapun perbedaan yang hanya ada dalam wilayah teoritis semata .
  
 
    Jika ditelaah lebih mendalam ,keberadaan maqamat dan ahwal dalam tradisi tasawuf   ,tidak lain adalah rangkaian  lebih mempertegas komitmen seorang muslim dalam shahadah tauhid dengan persaksiannya bahwa tidak ada tuhan selain Allah ( Ia ilaha illa Allah ). Atau dengan kata lain ,maqamat merupakan  penjabaran dari shahadah tauhid ( Ia ilaha illa Allah).
  
 
     Dalam kalimat syahadah terdapat dua statemen yang terdiri dari negasi (nafi) dan afirmasi (itsbat) .kalimat Ia ilaha menegasikan seluruh realitas selain Allah sebagai Tuhan .dinegasikannya seluruh reasitas selain Allah ,karena semuanya berpotensi untuk dijadikan sebagai Tuhan. Hal ini sesuai dengan ungkapan yang terkenal dalam tradisi tasawuf , “Kullu  mahbub wa kullu mahbub ma’bud wa kullu ma’bud ilah (segala sesuatu yang diabdi adalah Allah. Penegasan terhadap seluruh realitas selain Allah ,dimaksudkan untuk mempertegas komitmen bahwa realitas selain Allah adalah bersifat nisbi ,sedangkan penetapan bahwa kecuali hanya Allah (illa Allah ) menunjukan bahwa realitas yang hakiki yang berhak disembah atau diabdi ,hanyalah Allah.

     Mengenai jumlah dan formasi ahwal ini sebagian besar sufi berpendapat ada 8 yaitu : Al- Muraqabah , al-Khauf , al-Raja , al-Syauq , al-Uns , al-Thoma’ninah , al-Musyahadah dan al- Yakin.


1 .Al- Muraqabah                                                                                                                   
  
    Yang dimaksud muraqabah dalam sufi adalah kondisi kejiwaan yang dengan sepenuhnya ada dalam keadaan konsentrasi dan waspada .sehingga segala daya pikir dan imajinasinya tertuju pada satu fokus kesadaran tentang dirinya .lebih jauh ,maraqabah akan penyatuan antara Tuhan,alam dan dirinya sendiri sebagai manusia. Atau dengan istilah lain ,kesadaran akan kesatuan antara mikrosmos ,makrokosmos ,dan metakosmos .
 

    Muraqabah merupakan bentuk hal yang sangat penting .karena pada dasarnya segala perilaku peribadatan adalah dalam rangka muraqabah atau mendekatkan diri kepada Allah .dengan kata lain muraqabah juga dapat diartikan sebagai kondisi kejiwaan ,dimana seorang individu senantiasa merasakan kehadiran Allah ,serta menyadari sepenuhnya bahwa Allah selalu mengawasi segenap prilaku hambahnya.


2 . al-Khauf 
Al –Qusyairi mengemukakan bahwa khauf ( takut ) terkait dengan kejadian yang akan datang .yakni akibat datangnya sesuatu yang dibenci dan sirnanya sesuatu yang dicintai .takut kepada Allah berarti takut terhadap hukum –hukumnya baik di dunia maupun di akhirat .hal ini sebagaimana firman Allah yang artinya : “maka takutlah kepada-ku jika kamu orang –orang yang beriman” ,dalam ayat lain juga diungkapkan yang artinya : “mereka menyeru kepada tuhan dengan penuh rasa takut dan harap.
  Perasaan takut ini sangat sulit untuk bisa dipahami oleh seseorang dengan kasat mata .karena hal ini sangat terkait dengan pengalaman keberagamaan seseorang yang bersifat pribadi .sehinggah dikatakan oleh Ibnu’Iyadh bahwa hanya mereka yang termaksuk golongan orang –orang yang takutlah yang dapat melihat orang yang takut. Ia mengibahkan seorang ibu yang sedih karena kehilangan anaknya ,yang hanya bisa dipahami kesedihannya oleh ibu yang kehilangan anaknya pula.

3. al- Raja
   Sebagaimana halnya dengan khauf (takut) ,raja (harapan) adalah keterkaitan hati dengan sesuatu yang diinginkan terjadi pada masa yang akan datang .Al-Qusyairi membedakan antara harapan (raja) dengan angan-angan (tamanni) .raja ‘bersifat aktif ,sementara tamanni bersifat pasif .seorang yang mengharapkan sesuatu akan berupaya semaksimal mungkin untuk meraih dan merealisasikan harapan-harapannya .sementara orang yang mengangan-angankan sesuatu hanya berdiam diri dan tidak melakukan apapun yang dapat mengantarkannya untuk mendapatkan yang diangan-angankannya .
Ibnu Khubaiq membagi harapan menjadi tiga:
1.manusia yang melakukan amal kebaikan ,dengan harapan amal baiknya akan diterima oleh Allah.                                                                                                                                                                         2.manusia yang melakukan amal buruk,kemudian bertobat,dengan harapan akan mendapatkan ampunan dari Allah                                             3.orang yang menipu diri dengan terus –menerus melakukan kesalahan dengan mengharapkan ampunan .
   Dengan demikian raja (harapan) merupakan pengantar membawa seseorang pada perasaan optimis dalam menjalankan segala aktifitasnya,serta menghilangkan segala keraguan yang menyeliputinya .dengan demikian ,ia akan melakukan segala aktifitas terbaiknya dengan penuh keyakinan.


4 . al-Syauq
      Rindu (syauq) merupakan luapan perasaan seorang individu yang mengharapkan untuk senantiasa bertemu dengan sesuatu yang dicintai .luapan perasaan kerinduan terhadap sesuatu akan menghapuskan segala sesuatu selain yang dirindukan .Begitu pula seorang hamba yang dilanda kerinduan pada Allah SWT .akan terlepas dari segala hasrat selain Allah. Oleh karenanya sebagai bukti dari perasaan rindu (syauq) adalah terbebasnya diri seseorang dari hawa nafsu .
   Secara Psikologis ,seseorang yang dilanda perasaan rindu ,adalah mereka yang segala aktifitasnta baik perilaku maupun gagasannya tertuju pada satu titik tertentu ,sesuai apa yang dianggapnya sebagai kebenaran yang hakiki.dan tidak akan tergoyahkan dengan segala keinginan yang semu yag dapat mengalihkan perhatian don konsentrasinya.sehingga ia akan senantiasa terjaga dari segala hal yang tidak seharusnya ia lakukan atau ia pikirkan .ia akan melakukan segala tindakan terbaiknya dengan penuh kesenangan dan kegembiraan ,tanpa rasa keraguan ataupun kecemasan .
5.Al - Uns
    Perasaan sukacita ( uns) merupakan kondisi kejiwaan di mana seseorang merasakan kedekatan dengan tuhan. Atau dalam pengertian lain disebut sebagai pencerahan dalam kebenaran . seorang yang ada pada kondisi uns akan merasakan kebahagiaan ,kesenangan ,kegembiraan ,serta sukacita yang meluap –luap .kondisi kejiwaan seperti ini dialami oleh seorang sufi ketika merasakan kedekatan dengan Allah .yang mana, hati dan perasaannya diliputi oleh cinta ,kelembutan ,keindahan serta kasih sayang yang luar biasa ,sehingga sangat sulit untuk dilukiskan .
    Keadaan semacam ini dapat dialami oleh seorang sufi dalam situasi tertentu ,misalnya ketika menikmati keindahan alam ,keluasan bacaan ,atau merdunya alunan musik ,yang mana dalam situasi tersebut seorang sufi benar – benar merasakan kehindahan Allah . tentu saja antara individu sendiri –sendiri dengan muatan dan rasa yang bersifat pribadi ,sehingga tidak dapat digambarkan dengan jelas oleh orang lain .



6 .Al- Tuma ‘ninah
     Tuma’ninah adalah keteguhan atau ketenteraman hati dari segala hal yang dapat mempengaruhinya .hal ini didasarkan pada firman Allah ,yang artinya : “ orang –orang yang beriman dan tenteram hatinya dengan mengingat Allah , ingatlah bahwa dengan mengigat Allah hati bisa menjadi tenteram .
Jika dipahami secara lebih luas dan dalam ,apa yang terjadi dalam fenomena fana ‘ pada dasarnya adalah sebuah perassan terpesona yang luar biasa sebagai implikasi kesegaran apresiasinya terhadap fenomena keindahan alam semesta dengan segala keteraturan dan hiruk –pikuknya ,yang dalam pandangan sufi ,hal tersebut merupakan wujud keindahan dan kebesaran tuhan .keterpesonaan semacam ini ,dalam kondisi tersebut akan dapat melakukan terhadap segala sesuatu yang lain ,termasuk keinginan –keinginan yang semu ,serta perasaan sakit dan segala macam hal yang berkaitan dengan kekurangan yang ada pada dirinya sendiri.

7. Al- Musyahadah
    Kalau secara harfiyah kata musyahadah berarti menyaksikan dengan mata kepala sendiri ,maka menurut sufi musyahadah itu artinya : menyaksikan secara jelas dan sadar tentang Allah .jelasnya telah berjumpa dengan Allah .
   Ada dua kata yang berkaitan dengan al- Musyahadah ,yaitu Muhadharah dan Mukasyafah .Muhadharah adalah adanya perasaan telah hadirnya atau beradanya Allah dalam hatinya ,dan sebagai kelanjutannya terjadilah Mukasyafah yaitu tersingkapnya tabir yang menjadi senjangan antara sufi dengan Allah ,dengan demikian tercapailah musyahadah .dalam situasi seperti inilah terjadi ma’rifah yaitu menyaksikan dan mengenal Allah secara jelas .pertemuan dan perjumpaan dengan Allah itu oleh  sebagian sufi digambarkan seakan –akan masih ada kesenjangan atau jarak antara sufi dengan Allah itu ,tetapi sebahagian sufi lagi menuturkan bahwa ia sudah jumbuh atau bersatu dengan Allah yang disebut dengan istilah ittidah .

8. Al – yaqin
   Al-yaqin dalam terminologi sufi adalah merupakan perpaduan antara ‘ilmu al-yaqin ,’ain –yaqin dan haqq al-yaqin .ilm al-yaqin dalam terminologi para ulama adalah sesuatu yang ada dengan syarat adanya bukti .sedangkan ‘ain al- yaqin ,sesuatu yang ada dengan disertai kejelasan .haqq al –yaqin adalah sesuatu yang ada dengan sifat-sifat yang menyertai kenyataannya .
    Dengan demikian , al –yaqin itu ialah kepercayaan yang kokoh dan tak tergoyahkan tertang kebenaran pengetahuan yang ia miliki , karena ia sendiri telah menyaksikannya dengan segenap jiwanya ,dan ia telah merasakan dengan seluruh ekspresinya serta dipersaksikan oleh segenap eksistensialnya.
   Bila kita perhatikan isi dari al- ahwal seperti diuraikan diatas ,akan terlihat bahwa sebenarnya al – ahwal itu adalah manifestasi atau hasil dari maqam –maqam yang mereka lalui ,pada hal dikatakan sebelumnya yang diperoleh seseorang sebagai karunia Allah ,bukan dari hasil usahanya .
   Dalam hal ini yang benar adalah al –ahwal itu adalah hasil dari maqam yang dilalui para sufi atau jelasnya hasil usaha sufi . Cuma saja , karena sufi selamanya selalu beraikap hati –hati dan berserah diri kepada Allah ,mereka segan dan tidak mau mengatakannya sebagi hasil usahnya ,melainkan dikatakan sebagai karunia Allah . Hal ini terbukti dari kendatipun al –ahwal itu diperoleh sebagi karunia Allah ,tetapi orang yang ingin mendapatkannya harus meningkatkan kualitas amalnya.


KESIMPULAN

Al – Maqamat adalah perjalanan panjang dan berat yang dilakukan oleh para sufi yang dapat dipelajari melalui tahapan –tahapan tertentu atau disertai perjalanan panjang oleh sufi dan memiliki berbagai macam perjalana .maqamat dan hal adalah situasi kejiwaan yang diperoleh seorang sebagai karunia dari Allah swt dan masih banya jumlah formasi atau pendapat sufi lainnya .
Struktur maqamat  sebagai berikut
Al – zuhud ,al- taubah ,al wara ,al – faqr ,al- shabr ,al – tawakkal ,al – ridra
Struktur ahwal terdapat sebagai berikut 
 Al – muraqabah ,al – khauf ,al – raja ,al – syauf ,al – uns ,al- tama’ninah ,al – musyadah ,al – yaqin          

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking