Donderdag 06 Junie 2013

makala masyarakat dan hubungan antar agama

BAB II
Pembahasan
Kemasyarakatan dan hubungan antra Agama

A.    Manusia sebagai makluk sosial
 Allah ciptakan manusia dalam latar belakang sosial yang berbeda–beda, agar satu sama lain dapat saling berinteraksi guna membentuk sistem kehidupan dan penghidupan yang harmonis, selaras dan seimbang, dengan atas kehendak Allah. Sebagaimana yang terkandung dalam surah Al Hujuraat 13,surah ali-imran 61, Surah Al anfal ayat 53, Surah Ar  ra’d ayat 11.
    Surah al Hujuraat ayat 13

Artinya; Wahai manusia! Sesungguhnya, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadi kan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang-orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya, Allah Maha mengetahui, Maha teliti. (QS Al hujurat ayat 13).
Tafsir dari ayat diatas menjelaskan ,Bahwa Allah telah menciptakan mereka (manusia) dari satu jiwa,dan darinya Dia(Allah) menciptakan pasangannya ,yaitu Adam dan Hawwa .dan selanjutnya dia menjadikan mereka berbangsa-bangsa ,bersuku-suku.dan setelah ini berurutan tatanan lain .ada juga yang mengatakan “yang dimaksud adalah penduduk negeri-negeri lain,sedangkan adalah penduduk Arab , sebagaimana dimaksudkan sebagai penduduk Bani Israil ,Dengan demikian ,dalam hal kemuliaan ,seluruh adalah sama .hanya saja kemudian mereka itu bertingkat-tingkat jika dilihat dari sisi-sisi keagamaan,yaitu ketaatan kepada Allah Ta’ala dan kepatuhan mereka kepada Rasulnya .oleh karena itu ,setelah melarang berbuat ghibah dan mencaci antar sesame ,Allah mengingatkan bahwa mereka itu sama dengan sisi kemanusiaan ,hai manusia ,sesunggunya kami menciptakanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal .maksudnya,agar saling kenal mengenal sesama mereka, yang masing-masing kembali kepada kabilah mereka.
    Surah Al imran ayat 61

Artinya:  siapa yang membentahmu dalam hal ini setelah engkau memperoleh ilmu, katakanlah (muhammad), marilah kita panggil anak–anak kami dan anak–anak kamu, istri–istri kami dan istri–istri kamu, kami sendiri dan kamu juga, kemudian marilah kita bermubahala agar laknat Allah di timpahkan kepada orang–orang yang dusta. (QS Al imran ayat 61).
   
    Tafsir ayat diatas, mengandung pelajaran bagi orang yang mau berpikir. Sebab, dalam ayat ini terkandung peran kaum wanita dan laki-laki yang saling bahu membahu dalam keutamaan agama. Dapat di simpulkan, bahwa wanita sama laki-laki dalam hal yang bersifat umum, kecuali dalam beberapa masalah, seperti tidak diperkenankan melibatkan diri secara langsung dalam peperangan. Tetapi, tenaga mereka diperlukan hanya untuk melayani dan merawat prajurit yang terluka . wanita juga tidak diperkenankan memegang qadha (kehakiman) dalam masalah keriminal dan sejenisnya .



    Surah Al anfal ayat 53 :

Artinya : yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikannya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sesungguhnya,Allah Maha mendengar, Maha mengetahui.(QS Al anfal ayat 53)
Tafsir dari ayat diatas menjelaskan, (yang demikian itu) disiksanya orang–orang kafir (disebabkan) karena (Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu kaum) dengan cara menggantikannya dengan siksaan (sehingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka) sehingga mereka sendiri mengubah nikmat yang mereka terima dengan kekufuran , seperti apa yang telah di lakukan oleh orang–orang kafir Makkah ; berbagai macam makanan dilimpahkan kepada mereka dari rasa takut, dan diutusnya Nabi saw kepada mereka. kesemuanya itu mereka balas dengan kekufuran, menghambat jalan Allah dan memerangi kaum Mukminin (dan sesungguhnyan Allah Maha Medengar lagi Maha Mengetahui).
    Surah Ar  ra’d ayat 11

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah kadaan dri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS Ar  ra’d ayat 11).

    Tafsir dari ayat diatas menjelaskan,(sesunggunya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum) artinya dia tidak mencabut dari mereka nikmatnya (sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri) dari keadaan yang baik degan melakukan perbuatan durhaka (dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum) yakni menimpah azab (maka tak ada yang dapat menolaknya) dari siksaan–siksaan tersebut dan pula dari hal-hal lainnya yang telah dipastikannya (dan sekali-kali tak ada bagi mereka) bagi orang-orang yang telah dikendaki keburukan oleh Allah (selain dia) selain Allah sendiri (seorang penolong pun) yang dapat mencegah datangganya azab terhadap mereka. 
Dari  dua ayat diatas mengisyaratkan ,bahwa nikmat–nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada umat dan individu sejak pertama dan utama selamnya, tergantung pada akhlak, sifat dan berbagai perbuatan yang diturunkan oleh nikmat itu. selama, perkara–perkara ini tetap ada pada mereka, maka nikmat–nikmat itu pun tetap  pada mereka. Allah tidak akan mencabutnya dari mereka, sedang mereka tidak melakukan suatu kezhaliman atau dosa sedikit pun . tetapi , apabila mereka mengubah sendiri akidah, akhlak, dan perbuatan baik yang seharusnya mereka lakukan, maka Allah pasti mengubah keadaan mereka dan mencabut nikmat yang telah di berikannya kepada mereka, sehingga orang yang kaya akan menjadi fakit, orang mulia menjadi hina, dan orang kuat menjadi lemah.
Kebahagiaan , kekuatan dan kemenangan umat tidak tergantung pada lapangnya kekayaan dan banyaknya jumlah balatentara, seperti dikira oleh kaum musyrikin dan diceritakan oleh Allah dengan firmannya :

Artinya : “dan mereka berkata, ‘kami lebih banyak mempunyai harta dan anak – anak (dari pada kalian) dan kami sekali-kali tidak akan diadzab (QS Saba ayat 35)


B.    Akhlak  hidup bermasyarakat
      Proses pembentukan sebuah masyarakat adalah sama seperti membina sebuah bangunan. Kalau dalam pembinaan bangunan, asasnya disiapkan terlebih dahulu, begitu juga dengan membentuk masyarakat mesti di mulai dengan pembinaan asasnya terlebih dahulu. Jika kukuh asas yang dibina maka tegaklah masyarakat itu. Jika lemah maka robohlah apa-apa yang telah dibina diatasnya. Akhlak tentu amat penting karena merupakan asas yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika memulai pembentukan masyarakat Islam. Adapun yang hal-hal yang dilarang dalam bermasyarakat yang berhubungan dengan akhlak hidup bermasyarakat terdapat dalam Surah Al hujurat ayat 11-12 .

    Surah Al hujurat ayat 11-12

Artinya : wahai orang orang yang beriman! janganlah kamu mengolok–olok kaum yang lain , (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok–olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok– olok) dan jangan pula perempuan–perempuan (mengolok–olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang mengolok-olok). janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan jaganlah saling memanggil dengan gelar–gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka itu lah mereka orang-oarang yang dzalim. (QS Al hujurat ayat 12).
Kata (يسخر) atau memperolok-olokkan yaitu menyebut kekurangan pihak lain dengan tujuan menertawakan yang bersangkutan, baik dengan ucapan, perbuatan atau tingkah laku.
Kata (قوم) biasa digunakan untuk menunjuk sekelompok manusia. bahasa menggunakannya pertama kali untuk kelompok laki-laki saja, karena ayat di atas menyebut pula secara khusus wanita.
Kata (تلمزوا) terambil dari kata (اللمز). Para ulama berbeda pendapat dalam memaknai kata ini. Ibn ‘Asyur misalnya memahaminya dalam arti, ejekan yang langsung dihadapkan kepada yang diejek, baik dengan isyarat, bibir, tangan atau kata-kata yang dipahami sebagai ejekan atau ancaman. Ini adalah salah satu bentuk kekurangajaran dan penganiayaan.

Tafsir ayat di atas menjelaskan, melarang melakukan al-lamz terhadap diri sendiri, sedang maksudnya adalah orang lain. Redaksi tersebut dipilih untuk mengisyaratkan kesatuan masyarakat dan bagaimana seharusnya seseorang merasakan bahwa penderiataan dan kehinaan yang menimpa orang lain menimpa pula pada dirinya sendiri.


Wahai orang-orang yang beriman ! jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya prasangka itu dosa , dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah kamu menggunjing sebagian  yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha pemberi tobat, Maha penyayang. (QS Al hujurat ayat 12).
    Tafsir ayat diatas menjelaskan, bahwa Allah Ta’al melarang hamba-hambanya yang beriman dari banyak prasangka, yaitu melakukan tuduhan dan pengkhianatan terhadap keluarga dan kaum kerabat serta ummat manusia secara keseluruhan yang tidak pada tempatnya, karena sebagaian dari prasangka itu murni menjadi perbuatan dosa. Oleh karena itu ,jauhilah banyak berprasangka sebagai suatu kewaspadaan. Seperti yang di riwayatkan Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khaththab ,bahwasanya ia pernah berkata: “jaganlah kalian berprasangka terhadap ucapan yang keluar dari saudara Mukminmu kecuali dengan prasangka baik.
    Dari dua ayat diatas dapat disimpulkan,bahwasannya dalam hubungan bermasyarakat tidak boleh berprasangka burung kepada suatu kaum, atau orang Mukmin, karena itu murni menjadi perbuatan dosa, dan di ibaratkan memakan bangkai saudara kita sendiri .

C.    Kebebasan beragama
     Memeluk suatu agama merupakan fitrah dan naluri insani yang tidak dapat diingkari karena dari awal penciptaannya, manusia telah dianugrahi rasa kepercayaan terhadap Dzat Yang Maha Agung yang telah menciptakannya.Dan agama yang sesuai dengan al-quran yaitu agama Islam. Sebagaimana terdapat dalam surah ar-rum ayat 30 :


Artinya: maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus keagama (Islam) sesuai fitrah Allah disebabkan dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu .tidak ada perubahan pada ciptaan Allah . itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tudak mengetahui.

Tafsir ayat di atas:
Fitrah Allah maksudnya ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama. St. Agustinus pernah berkata bahwa manusia itu pada dasarnya adalah mahluk beragama dan mempunyai rasa keilahian (homo religious dan sensus divinitatus). Hal ini berarti manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama. Karena agama merupakan kebutuhan hidupnya.(Salahudin,Hamid.2000:37)
Sir William James juga mengatakan bahwa “selama manusia masih memiliki naluri cemas dan mengharap maka selama itu ia beragama(berhubungan dengan tuhan)”.(Shihab, M Qurays. 1996:376)
Kenyataannya, agama yang ada di dunia ini tidak hanya satu. Banyak sekali agama maupun aliran kepercayaan yang berkembang di masyarakat. Di Indonesia saja diakui 5(lima) macam agama sebagai agama resmi. Yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Ditambah lagi dengan aliran-aliran kepercayaan, baik itu resmi ataupun tidak. Adanya keragaman beragama ini tentu akan mengakibatkan sering terjadinya interaksi antar umat beragama. Sebab itu lah adanya kebebasan beragama seperti ayat di atas.


D.    Hubungan antar agama
    Sebelum meranjak kepada pembahasan ayat-ayat yang berkenaaan dengan hubungan antar Agama, terlebih dahulu kita kilas balik apa itu pengertian agama.
Pada hakikatnya, semua manusia memiliki kesadaran tentang adanya kekuatan mutlak yanga ada dijagatraya ini, baik kekuatan itu menguasai diri ataupun menguasai jagatraya. Keasadaran untuk meyakini adanya kekuatan itu memang merupakan karunia Allah sebagai suatu fitrah yang tak dapat dielakkan darinya.
   Selanjutnya akan dipaparkan tentang ayat-ayat Al-qur’an yang berkenaan dengan hubungan antar Agama, yakni:

    Surah Al- baqarah ayat 213


Artinya: manusia itu (dahulunya), satu umat. lalu allah mengutus para nabi (untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan). Dan diturunkannya bersama mereka kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan diatara manusia tentang perkara yang mereka perselisikan. dan yang berselisih hanyalah orang–orang yang telah diberi (kitab), setelah bukti–bukti yang sampai kepada mereka, karena kedenggihan di atara mereka sendiri. maka dengan kehendaknya allah memberi petunjuk kepada yang meriman tentang kebenaran yang mereka perselisikan. allah memberi petunjuk kepada siapa yang di kehendaki ke jalan yang lurus. (QS Al- baqarah ayat 213).

Tafsir ayat diatas menjelaskan,bahwa manusia itu umat yang satu yang bersatu dalam keimanan lalu mereka bertingkai paham sehingga sebahagian dari mereka beriman ,sedangkan yang lainnya kafir ,maka Allah mengutuskan para Nabi untuk membawak berita gembira bahwa orang yang beriman akan masuk surga dan peringatan bahwa orang-orang kafir akan masuk neraka dan menurunkan bersama mereka kitab-kitab yang benar, diatara manusia tentang pekara yang berselisihan mengenai agama, dan tidak berselisih tentangnya mengenai agama itu ,kecuali orang yang diberi kitab ,mereka masih menganut apa yang dibawa oleh para Rasul sebelum perselisihan terjadi , mereka berada dalam tauhid yang hanya beribdah kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun ,mereka mengerjakan sholat dan menunaikan zakat .jadi mereka tetap menjalankan perintah yang pertama sebelum terjadi perselisihan ,juga menjauhi perselisihan .mereka ini adalah sebagai saksi bahwa ummat manusia pada hari kiamat kelak ,saksi kaum Nabi Nuh,Nabi Huud, Nabi Shalih, Nabi Syu’aib,dan keluarga Firaun ,bahwa para Rasul mereka telah menyampaikan risalah kepada mereka , tetapi mereka mendustakan para Rasul tersebut . dan Allah memberikan petunjuk kepada siapa saja  yang dia kehendaki ke jalan yang lurus .

    Surah Al-baqaraha ayat 120

Artinya: dan orang-oaring Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “sesungguhnya petunjuk Allah itu petunjuk (yang benarnya)”. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak aka nada bagimu pelindung dan penolong dari Allah. (QS Al-baqaraha ayat 120).
Tafsir ayat diatas menjelaskan, sebuah ancaman keras bagi ummat yang mengikuti cara-cara orang-orang Yahudi dan Nasrani setelah ummat ini mengetahui isi al-Quran dan as-Sunnah. Karena agama islam itu petunjuk yang sesungguhnya sedangkan yang lainnya kesesatan belaka. Dan tidak dating pengetahuan (wahyu) dari Allah yang akan melindungimu dan menolongmu dari bahaya. Khithab (sasaran pembicaran) dalam ayat ini di anjurkan kepada Rasullah tetapi perintah ditujuhkan kepada manusia .

    Surah Al-baqarah ayat 62

Artinya: sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabi’in, siapa saja (diantara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan melakukan kebajikan mereka mendapatkan pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut kepada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (QS Al-baqarah ayat 62).
    Tafsir ayat diatas menjelaskan, (sesungguhnya orang-orang beriman ) ke pada para Nabi di masa lalu (orang-orang Nasrani,dan orang-orag Shsbiin) yakni segolongan dari orang-orang Yahudi atau Nasrani (siapa saja yang beriman) di antara mereka (kepada Allah dan hari akhir) di masa Nabi kita (serta mengerjakan amal saleh) yaitu syariatnya (mereka akan beroleh pahala) sebagai ganjaran dari amal perbuatan mereka itu (di sisi Tuhan mereka, tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka berdukacita) . kata ganti orang “amana”, “amila”, dapat diartikan secara umum atau siapa saja.
sebagai kesimpulan ,sesungguhnya orang-orang yang beriman apabila memegang teguh keimannya dantidak pernah berganti keimanan,kemudian orng-orang Yahudi dan Nasrani dan oarng-orang Sabi’in, apabila mereka beriman kepada Muhammad saw, dan beriman kepada apa yang didatangkan kepadanya, serta beriman kepada hari akhir, mau beramal sholeh dan tidak mau merubah pensiriannya sampai mereka mati maka mereka akan mendapatkan pahala di sisi Allah sebagai imbalan atas amal sholehnya. Selamanya mereka tidak akan merasa khawatir,dan tidak akan kesusahan,jadi penyebab utama bagi kebahagiaan adalah meresapnya iman yang tulus ke dalam hati, kemudian diwujudkan dalam bentuk amal saleh .hal inilah yang membuat seseorang merasa bahagia , baik di dunia maupun di akherat.

    Surah Al baqarah ayat 139

Artinya: katakanalah (Muhammad) “apakah kamu hendak berdebat dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu, dan hanya kepadanya kami dengan tulus mengabdikan diri. (QS Al baqarah ayat 139).
Tafsir ayat diatas menjelaskan, bahwasannya manusia bias mencapai derajat kemuliaan dan keutamaan karena perbuatannya dan hasil karyanya yang bermanfaat bagi masyarakat / demikian juga perbuatan kalian (Yahudi dan Nasrani), dalam hal ini sangat berpengaruh sesuatu hanya dari Allah ,sedangkan kalian hanya memasrahkan diri kepada para pendahulu kalian yang saleh dan kalian pun menyangka mereka itu bias member syafa’at kepada kalian di akhirat kelk . mereka itu orang-orang yang dekat kepada Allah dengan amal-amal saleh yang mereka kerjakan dan kebenaran iman yang tertanam di dalam dada. Karenanya ,jadikanlah mereka sebagai pembimbing ,dan tirulah mereka itu ,sehingga kalian memperoleh kebahagiaan dan sukses. 
Dari dua ayat diatas disimpulkan bahwa ruh agama yang benarnya adalah Tauhid ,dan kendalinya adalah ikhlas yang disebut sebagai islam . jika prinsip ini telah hilang dan semua amaliyah hanya tinggal simbul , maka hal tersebut sama sekali tidak berguna . kaum ahli telah mencabut ruh ajaran ini dan hanya memelihara simbul-simbulnya saja di samping kebiasaan yang berlaku . pada hakekatnya mereka itu tidak berada dalam agama yang benar .
    Surah Al khafirun ayat 1-5
       
Artinya: katakanlah (Muhammad), “wahai orang–orang kafir (1). aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah (2). dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah (3). dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah (4). dan kamu tidak pernah (pula ) menjadi penyembah apa yang aku sembah (5). (QS Al khafirun ayat 1-5).






    Tafsir ayat tersebut,









    Arti tafsir diatas: (katakanlah (muhammad) wahai orang-orang kafir! Aku tak akan menyembah) dalam keadaan sekarang (apa yang kamu sembah) dari berhala (dan kamu bukan penyembah) dalam keadaan sekarang (apa yang aku kembah) dianya Allah SWT  yang esah (dan aku tidak pernah menyembah) dalam keadaan yang akan datang (apa yang kumu sembah dan kamu tidak pernah penyembah) dalam keadaan yang akan datang (apa yang sembah) Allah mengetahui diantara mereka ,sesungguhnya mereka tidak meyakini dan menolak  apa yang di tetapkan Allah (bagi kamu agama kamu) syirik (dan bagiku agamaku) Islam ,Dan ini diperintahkan sebelum perperangan dan membuang yang idofah salbiah berhentih dan bersambung dan menetapkannya dalam dua keadaan.

Kesimpulan
      Bahwasannya setiap manusia saling berhubungan social satu antara yang lainnya, berbangsa-bangsa ,bersuku-suka , tetapi dalam kehidupan bermasyarakat setiap manusia selalu menanamkan akhlaktul karima , tidak boleh menceritakan orang lain, dan juga tidak boleh perprasangka buruk kepada orang lain ,apabila hanya menjatuhkan orng lain .
     Dan Sesungguhnya manusia sejak di lahirkan sudah keadaan fitra hanya saja mereka lebih banya mengikuti agama yang telah di bawah oleh orng tuanya dan nenek moyangnya , tetapi sesungguhnya agama islam itu adalah agama yang benar yang menunjukan kejalan yang lurus bagi orang- oaring yang bertakwa kepada Allah, dan di larang bagi umat islam untuk mengikuti cara-cara orang yahudi dan nasrani jikalau mereka telah mengetahui isi al-quran ,karena tak akan ada lagi pertolongan dan perlindungan dari Allah kepadanya .

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking