Drop out ( DO ) DAN Mutasi
BAB I
A.PENDAHULUAN
Di dalam pembelajaran manajemen pendidikan
tidak pernah terlepas dari peliputan sekolah yang meliputi berbagai rancangan
siswa dan semua aktifitas siswa di sekolah dari penerimaan siswa hingga aturan
–aturan perencanaan sekolah yang sudah di sekepakati oleh Diknas. Salah satu
peliputan sekolah yang meliputi siswa adalah pengaturan untuk siswa yang mutasi dan
Drop out (DO) . dimana menurut pendapat banyak orang bahwa cara ini merupakan
pemborosan biaya sekolah yang sudah di bayarkan ,malah siswanya tidak dapat
belajar karena di drop out .
B . RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang di maksud oleh Drop out dan mutasi ?
2.
Faktor –faktor apa saja yang terjadinya Drop out
?
3.
Apa – apa saja jenis mutasi ?
BAB II
C. PEMBAHASAN
A.Pengertian Drop Out
Drop Out adalah keluar dari sekolah sebelum
waktunya, atau sebelum lulus. Drop out demikian ini perlu dicegah, oleh karena
hal demikian dipandang sebagai pemborosan bagi biaya yang sudah terlanjur
dikeluarkan untuknya. Banyaknya peserta didik yang drop out adalah indikasi
rendahnya produktivitas pendidikan. Tinginya angka drop out juga bisa
mengganggu angka partisipasi pendidikan atau sekolah.
2.Faktor-faktor
Terjadinya Drop Out
Pada umumnya di sekolah-sekolah sekarang ini
dibedakan 3 hal sehubung dengan masalah ketidak hadiran. Penyebab ketidak hadiran
tersebut diantaranya adalah adanya ijin, sakit dan alpa. Tetapi ketiga hal
tersebut akan menyebabkan sebuah masalah jika dalam jumlah yang sering
dilakukan oleh peserta didik. Salah satu akibat yang akan diterima oleh peserta
didik adalah sebuah pilihan yang harus diterima yaitu sebuah pernyatan drop out
dari sekolah.
Secara umum sebab-sebab terjadinya drop out
yaitu peserta didik tidak mampu menyelesaikan pendidikan, tidak mempunyai biaya
sekolah, peserta didik dalam keadaan sakit dan tidak kunjung sembuh. Jika
dibedakan melalui beberapa sumber ketidak hadiran yang juga akan menyebabkan
terjadinya sebuah drop out dapat dilihat dari berbagai sumber, yaitu sebagai
berikut:
a. Dilihat
dari peserta didik itu sendiri
b.Dilihat
dari segi orang tua
c. Dilihat
dari segi sekolah
1.
Dilihat dari segi masyarakat
a)
Dilihat dari
segi tanggung jawab murid itu sendiri
- Murid yang sering sakit
- Membolos karena pengaruh teman-teman sekelompok
- Karena malas
- Tidak mengerjakan pekerjaan rumah
- Melanggar peraturan lalu dihukum
- Berkelahi lalu tidak berani masuk sekolah
- Lupa atau tidak mau minta ijin dari sekolah
- Kebiasaan-kebiasaan buru yang telah dibawa sejak lama
b)
Dilihat dari segi rumah tangga
- Orang tua yang selalu sibuk karena ayah dan ibu bekerja dan kurang memperhatikan anak
- Latar belakang ekonomi orang tua yang terlalu buruk
- Terlalu memanjakan anak
- Keluarga yang berpindah-pindah tempat kerja
- Tempat tinggal yang jauh
- Karena tidak mempunyai pakaian yang layak untuk ke sekolah
- Tuntutan orang tua yang harus bekerja
- Orang tua mengajak anak untuk bepergian
c)
Dilihat dari segi sekolah
- Suasana belajar yang kurang menyenangkan
- Guru yang terlalu keras dan menyakitkan
- Kurangnya pembinan dan bimbingan dari guru
- Kebijaksanaan pimpinan sekolah yang kurang menguntungkan
- Bangunan sekolah yang agak jauh
- Biaya dan pungutan uang sekolah yang terlalu tinggi
- Tuntutn peraturan yang menekan para siswa
- Keadaan gedung yang tidak memenuhi syarat
- Program sekolah yang kurang menarik
- Sukarnya pengangkutan untuk datang ke sekolah
d)
Dilihat dari segi masyarakat
- Musim panaen yang memaksa anak harus ikut kerja musiman
- Bencana alam menimpa sehingga masyarakat kacau
- Jalan yang terhalang
Dari uraian
di atas dapat dirangkum hal-hal sebagai berikut:
1.
Bahwa ada hubungan yang berarti antara ketidak hadiran
seseorang siswa dari kemajuan belajar dan pembentukan pribadi.
2.
Bahwa ketidak hadiran ada yang disebut tardiness
atau terlambat daang dan ada yag disebut truency (terlambat datang).
3.
Umumnya ketidak hadiran itu disebabkan dari faktor
kesehatan atau faktor diluar kesehatan.
4.
Untuk mengatasi masalah ketidak hadiran itu diperlukan
perhitungan yang lebh akurat dan lebih teliti.
5.
Mengatasi sumber sebab ketidak hadiran harus dilihat
dari setiap segi, yaitu segi dari murid sendiri, orang tua, sekolah, dan
masyarakat.
Kerjasama
dan pendekatan yang manusiawi akan dapat mengurangi ketidak hadiran di sekolah.
Seorang administrator dpat menciptakan sebuah suasana sekolah yang dapat
membuat seseorang siswa merasa nyaman. Sehingga seorang siswa dapat mengambil
ilmu atau manfaat dengan adnya sekolah tersebut. Olek karena itu Dr. P. Ely
dalam Sahertian mengatakan para guru dan administrator sebaiknya memilki
tender, love and care. Berlakuah supel tetapi tegas dan berwibawa. Jadi seorang
murid tiadak akan merasa takut atau ketidaknyaman dalam belajar. Itulah salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi sebab yang berasal dari segi
lingkugan sekolah yaitu melalui seorang guru ataupun administrator.
B.
Mutasi Peserta Didik
1.
Pengertian Mutasi Peserta Didik
Mutasi yaitu perpindahan peserta didik dari
kelas yang satu ke kelas yang lain yang sejajar atau perpindahan peserta didik
dari sekolah satu ke sekolah yang lain yang sejenis. Perpindahan siswa bisa
juga disebut istilah mutasi siswa. Perpindahan siswa mempunyai dua pengertian
yaitu:
a). Perpindahan
siswa dari suatu sekolah kesekolah lain yang sejenis.
b).
Perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program yang lain.
Perpindahan siswa dari suatu sekolah
kesekolah lain yang sejenis telah dibicarakan pada waktu pembahasan siswa baru.
Perpindahan ini ialah perpindahan wilayah atau suatu tempat. Jenis sekolah,
tingkat/kelas dan jurusan atau program studi disekolah baru sama dengan jenis
sekolah, kelas, dan jurusan pada sekolah asalnya. Perpindahan siswa yang ke dua
adalah perpindahan jenis program.
2.
Macam-macam Mutasi
Mutasi atau
perpindahan peserta didik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Mutasi Intern
Mutasi intern adalah mutasi yang dilakukan
oleh peserta didik di dalam sekolahan itu sendiri. Umumnya, peserta didik demikian
hanyalah pindah kelas saja, dalam suatu kelas yang tingkatannya sejajar. Mutasi
intern ini, dilakukan oleh peserta didik yang sama jurusannya, atau yang
berbeda jurusannya.
b.Mutasi Ekstern
Mutasi ekstern adalah perpindahan peserta
didik dari satu sekolah ke sekolah lain dalam satu jenis, dan dalam satu
tingkatan. Meskipun ada juga peserta didik yang pindah ke sekolah lain dengan
jenis sekolah yang berlainan. Pada sekolah-sekolah negeri hal demikian menjadi
persoalan, meskipun pada sekolah swasta, terutama yang kekurangan peserta
didik, tidak pernah menjadi persoalan.
Mengenai perpindahan siswa (mutasi siswa)
dari seolah kesekolah lain ini biasanya ada pedoman-pedomanperaturan yang harus
diikuti pedoman-pedoman tersebut antara lain menyangkut:
(1).
Pembatasan wilayah
Murid tidak diperkenankan pindah dari
sekolah kesekolah lain dalam satu wilayah. Perpindahan antar wilayah bisa
dibenarkan apabila didasarkan pada alasan yang cukup mendasar misalnya orang
tua pindah tempat kerja dan anak ikut saudaranya dikota lain.
(2). Status
sekolah
Murid dari sekolah swasta walaupun
memiliki mutu yang lebih baik dari pada sekolah negeri, tidak diperkenankan
untuk pindah kesekolah negeri. Sekolah-sekolah negeri hanya diperkenankan siswa
pindahan dari sekolah negeri saja.
(3). Jenis
sekolah
Sekolah negeri atau sekolah menengah dapat
dibedakan dalam dua jenis sekolah, yaitu sekolah-sekolah umum dan
sekolah-sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan ada beberapa jenis pula, misalnya
Sekolah Teknologi Menengah (STM), Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah
Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA), dll. Perpindahan siswa dari lain jenis
sekolah tidak diperbolehkan.
(4). Pindah
sekolah tidak naik kelas
Suatu sekolah tidak boleh menaikkan kelas
seorang siswa yang telah dinyatakan tidak naik kelas oleh sekolah lain,
walaupun sama-sama sebagai sekolah negeri. Menaikan kelas seorang murid yang
telah dinyatakan tidak naik kelas oleh suatu sekolah mungkin saja terjadi di
sekolah-sekolah swasta. Misalnya tidak naik kelas disekolah negeri kemudian
pindah di sekolah swasta sejenis dengan dinaikan kelasnya.
3.
Sebab-sebab Mutasi
Ada banyak penyebab peserta didik mutasi.
Adapun faktor penyebab tersebut, dapat bersumber dari peserta didik sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan teman sebaya.
a. Yang
bersumber dari peserta didik sendiri adalah:
1) Yang bersangkutan tidak kuat
mengikuti pelajaran di sekolah tersebut.
2) Tidak suka dengan sekolah
tersebut, atau merasa tidak cocok.
3) Malas.
4) Ketinggalan dalam
pelajaran.
5) Bosan dengan sekolahnya.
b.Yang
bersumber dari lingkungan keluarga adalah:
1) Mengikuti orang tua
pindah kerja.
2) Dititipkan oleh orang
tuanya di tempat nenek atau kakeknya, karena ditinggal tugas belajar ke luar
negeri.
3) Mengikuti orang tua yang
sedang tugas belajar.
4) Disuruh oleh orang
tuanya pindah.
5) Orang
tua merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan di sekolah tersebut.
6) Mengikuti
orang tua pindah rumah.
7) Mengikuti
orang tua transmigrasi.
c. Yang
bersumber dari lingkungan sekolah adalah:
1) Lingkungan sekolah yang tidak
menarik.
2) Fasilitas sekolah yang tidak
lengkap.
3) Guru di sekolah tersebut
sering kosong.
4) Adanya kebijakan-kebijakan
sekolah yang dirasakan berat oleh peserta didik.
5) Sulitnya sekolah tersebut
dijangkau, termasuk oleh transportasi yang ada.
6) Sekolah tersebut
dibubarkan, karena alasan-alasan, seperti kekurangan murid.
7) Sekolah tersebut
dirasakan peserta didik tidak bonafid, seperti rendahnya angka kelulusan setiap
tahun.
d. Yang
bersumber dari lingkungan teman sebaya, yaitu:
1) Bertengkar dengan teman.
2) Merasa diancam oleh teman.
3) Tidak cocok dengan teman.
4) Merasa terlalu tua
sendiri dibandingkan dengan teman-teman sebayanya.
5) Semua teman yang ada di
sekolah tersebut, berlainan jenis dengan dirinya, sehingga merasa sendirian
6) Semua teman yang ada di sekolah
tersebut berlainan strata dengan dirinya.
Mutasi sangat perlu dicegah, agar terdapat
kesinambungan pengetahuan peserta didik yang diterima sebelumnya dengan
kelanjutannya. Oleh karena itu, ijin mutasi hendaknya diberikan jika disertai
dengan alasan yang dapat diterima dan sangat baik bagi perkembangan peserta
didik itu sendiri. Seminimal mungkin, mutasi peserta didik yang bersifat
ekstern haruslah dikurangi. Pencegahan dan pengurangan tersebut, tentu
bergantung kepada macam sumber faktor penyebabnya
4.Teknik
Pencegahan Mutasi
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya mutasi, jika seseorang mau melakukannya khususnya seorang
guru dalam pengaturan peserta didik.
Jika sumber penyebab mutasi berasal dari
diri peserta didik sendiri, maka langkah preventif yang harus dilakukan adalah
memberikan semacam jaminan kepada peserta didik, bahwa kalau dapat
menyelesaikan studi di sekolah tersebut, peserta didik nantinya akan mempunyai
prospek tertentu sebagaimana lulusan-lulusan lain dari sekolah tersebut, agar
mereka yakin benar dengan kebaikan sekolahnya.
Peserta didik juga perlu mendapatkan
bimbingan yang baik di sekolah tersebut, agar dapat menyesuaikan dirinya dengan
baik, dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Penyesuaian diri yang baik dan
belajar dengan baik, ia tidak ketinggalan dengan teman-temannya yang lain.
Disamping itu, peserta didik perlu bimbingan dengan baik agar merencanakan belajarnya, dan diupayakan konsisten dengan rencana tujuan belajar yang sudah disusun sebelumnya oleh peserta didik tersebut. Oleh karena itu, dorongan dan atau motivasi yang terus menerus dari sekolah, akan membantu peserta didik untuk giat belajar dan tidak malas.
Disamping itu, peserta didik perlu bimbingan dengan baik agar merencanakan belajarnya, dan diupayakan konsisten dengan rencana tujuan belajar yang sudah disusun sebelumnya oleh peserta didik tersebut. Oleh karena itu, dorongan dan atau motivasi yang terus menerus dari sekolah, akan membantu peserta didik untuk giat belajar dan tidak malas.
Jika sumber penyebab mutasi tersebut berasal
dari sekolah, tak ada alternatif lain kecuali memperbaiki kondisi sekolah.
Tentu saja tidak saja sarana dan prasarana fisik sekolah, melainkan sekaligus
kondisi sekolah secara keseluruhan. Disiplin guru perlu ditingkatkan, proses
dan metode belajar pembelajaran dibuat sevariatif mungkin, fasilitas dan sarana
yang ada difungsionalkan dengan baik. Demikian juga layanan-layanan yang ada di
sekolah, diupayakan dapat memuaskan peserta didiknya.
Jika sumber penyebab mutasi peserta didik
tersebut berasal dari lingkungan keluarga, maka kerja sama antara sekolah
dengan keluarga memang perlu ditingkatkan. Jangan sampai, hanya karena
persoalan sepele saja kemudian anak tidak sekolah atau mutasi ke sekolah lain.
Perlu ada komunikasi yang intens antara sekolah dan keluarga, sehingga
kedua pihk tidak mengalami miscommunication.Adapun, jika peserta didik
memili alasan untuk mutasi maka hendaknya mereka diberi keterangan sesuai
dengan apa adanya. Tidak boleh dibaik-baikkan atau dijelek-jelekkan. Sebab,
bagaimanapun juga, mutasi ke sekolah lain adalah hak peserta didik sendiri.
Keterangan-keterangan yang lazim diberikan berkaitan dengan peserta didik yang
mutasi misalnya identitas anak, asal sekolah, prestasi akademik di sekola,
kelakuan dan kerajinan dan alasan-alasan yang bersangkutan mutasi. Dengan
demikian, sekolah yang dituju oleh peserta didik tersebut, mendapatkan gambaran
yang senyatanya mengenai anak tersebut.
Bagi sekolah
yang akan menerima peserta didik yang akan mutasi,hendaknya juga meneliti lebih
lanjut terhadap mereka, sebelum menyatakan menerima. Untuk itulah, sekolah
harus meneliti mengenai identitas,kelakuan/kerajinan, prestasi akademiknya,
jurusan atau program asalnya, dan alasan-alasan yang berangkutan mutasi.
Peserta didik dapat diterima tidaknya sekolah tersebut, juga harus didasarkan
atas ketersediaan fasilitas dan kesejajaran sekolah tersebut. Ini sangat
penting, karena tidak mungkin sekolah dapat menerima peserta didik tanpa
fasilitas dan menerima peserta didik yang kemampuannya tidak sejajar dengan
teman-teman yang ada di sekolah tersebut. Sebab kalau ini terjadi, akan memberatkan
peserta didik itu sendiri.
BAB III
D.
KESIMPULAN
* Drop out adalah keluar dari sekolah
sebelum waktunya atau sebelum lulus
* faktor –faktor Drop out
-Dilihat dari segi tanggung jawab murid
itu sendiri
-Dilihat dari segi rumah tangga
-Dilihat dari segi sekolah
-Dilihat dari segi masyarakat
* Mutasi ialah perpindahan peserta didik
dari kelas yang stu ke kelas yang lain yang sejajar atau perpindahan peserta
didik ke suatu sekolah yang sejenis .
* Mutasi intrn ialah mutasi yang dilakukan
oleh peserta didik di dalam sekolah itu sendiri.
* Mutasi ekstern ialah perpindahan peserta
didik dari satu sekolah ke sekolah lain dalam satu tingkatan .
E.penutup
Demikian lah
makala tentang drop out dan mutasi ini
,apa bila ada kesalahan dalam makala ini saya mohon maaf ,dan semoga
bermanfaat bagi yang membaca .
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking